Sehari Selepas Pemilu, Pintu Dan Jendela Kantor Desa Di Paku Palang Dengan Kayu
KEPSUL – Mahasiswa yang pulang kampung untuk menyalurkan hak suaranya pada Pemilu 2024 akhirnya memalang Kantor Desa Modapia, Kecamatan Mangole Utara, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara.
Tindakan pemalangan kantor desa (16/2) dilakukan oleh beberapa orang mahasiswa dikarenakan warga masyarakat Desa Modapia hidup di dalam kegelapan sudah hampir tiga bulan dan tidak ada kejelasan dari Pemerintah Desa kapan penerangan dari mesin lampu desa akan menyala.
Penelusuran Malutcenter.com orasi dan penutupan kantor desa selain karena mesin lampu desa yang rusak belum diperbaiki, hal ini juga disebabkan dikarenakan campur aduk Anggaran Kegiatan Pertanian (Kebun Desa)
RP. 109.810.200.00. dan Anggaran Rehab Jembatan Desa (Jembatan Merah Putih) RP. 42.128.470.00. di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahun Anggaran 2023.
Aksi yang disuarakan oleh Rizal Tomia, Asri Yainahu, dan Jumdi Umaternate, menuntut agar segera hadirkan Pejabat Kepala Desa Modapia (Pj. Kades) Idrus Mongkulo yang bertempat tinggal di Desa Falabisahaya untuk memberikan penjelasan terkait dengan permasalahan-permasalahan di dalam Desa Modapia serta langkah-langkah atau solusi dalam penyelesaian masalah-masalah yang disuarakan Mahasiswa yang pulang kampung.
Aksi yang dilakukan mendapat apresiasi serta dukungan oleh seluruh lapisan Warga Masyarakat Desa Modapia.
Hingga berita ini ditayangkan, kantor desa Modapia sudah di palang atau di paku (Pintu dan Jendela Kantor Desa) oleh Massa Aksi.
Massa Aksi tegaskan tidak ada aktivitas pemerintah desa di Kantor Desa Modapia sampai dengan penerangan lampu desa dinyalakan, terang benderang seperti sediakala. (*)
Reporter : Rudy