Daerah

Pengelolaan Pasar Masih Semrawut, Ini Yang Disampaikan DPRD Kota Ternate ke BP2RD

TERNATE – Selain penataan pasar yang semrawut, pendapatan pasar juga menjadi pertanyaan besar yang ditujukan terhadap Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) Kota Ternate.

Hal ini diungkapkan oleh Anggota DPRD Kota Ternate, H. Ali Syarif saat dikonfirmasi awak media di kantor parlemen Kota Ternate pada Selasa, 12 November 2024.

Menurut Politikus Perindo itu, pengelolaan pasar hingga saat ini masih semrawut dan tidak ada informasi kepada masyarakat mengenai perkembangan laporan pendapatan setiap saat atau setiap jam.

Saya sudah sampaikan ke BP2RD agar menyediakan fasilitas pendapatan yang bisa memberi informasi atau gambaran pada masyarakat setiap saat atau setiap hari besaran retribusi dan pajak yang diperoleh,” bebernya.

Ali memberikan contoh seperti yang ditemukan saat studi banding di Sidoardjo, Jawa Timur. Setiap tempat-tempat yang dianggap strategis masyarakat bisa melihat informasi pendapatan setiap jam atau setiap saat berubah.

Perubahan pendapatan baik pajak maupun retribusi setiap saat atau setiap jam, sehingga masyarakat tahu bahwa di situ ada perubahan pendapatan, itu kan jelas,” sambung mantan wakil dan anggota Komisi II DPRD itu.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan situasi yang ada di Kota Ternate yang serba manual dan segala macam. “Saya sudah sampaikan ke Kepala BP2RD, dia beralasan monitor/televisi sudah pengadaan, tapi alat kelengkapan lain sampai sekarang belum ada, padahal itu sangat vital,” tuturnya

Itu yang mantan wakil dan anggota Komisi II DPRD ini sangat sesalkan. “Kedepan sudah harus dilakukan penataan dalam pengelolaan pasar, agar masyarakat dapat mengetahui setiap saat wajib retribusi dapat membayar kewajibannya,” terangnya.

Pengelolaan pasar saat ini, menurut Ali, masih perlu diperbaiki. Los yang ada dilantai II pasar Bastiong maupun pasar di kelurahan Gamalama masih banyak yang kosong. Tidak ada penjual yang melakukan transaksi jual beli di lantai II.

Menurutnya, bila lantai II yang kosong itu dikelola dengan baik dalam arti penjual terisi pendapatan retribusi pasar meningkat. “Cuma dong masa bodoh. Penjual semakin banyak, pendapatan tidak maksimal. Sehingga perlu dibenahi petugas-petugas,” pungkasnya.

Silahkan Berbagi: