Infrastruktur

Sikapi Pernyataan Kadis PUPR Soal Anggaran 20 M Untuk Perbaikan Jembatan Oba, Wakil Direktur Society Center: Tidak 20 M, Itu Hanya 2 M

Tidore – Jembatan Kali Oba 2 di Tidore Kepulauan yang mengalami kerusakan beberapa waktu lalu direncanakan oleh Dinas PUPR Provinsi Maluku Utara akan diperbaiki dengan anggaran 20 Miliar.

Rencana penggunaan anggaran tersebut disampaikan langsung oleh Plt Kadis PUPR Malut, Sofyan Kamarullah seperti terkutip di media haliyora.id. (10/12/24)

Menanggapi hal itu, Wakil Direktur Lembaga Perencanaan dan Pembangunan Indonesia, Provinsi Malut, Adit menyebutkan bahwa anggaran yang dibutuhkan tidak sampai 20 miliar.

Di media yang di publish Haliyora pada Tanggal 10/12 2024, Kadis PUPR menyebutkan kebutuhan angaran sekitar 20 Milyar membuat saya keget dengan jenis penanganan Top Down yang dimaksudkan bisa menelan anggaran fantastis. Apabila mengacu pada teori literatur geoteknik keterangan Kadis ini sangatlah rancuh bila penimbunan yang cukup banyak, jika estimasi saya penimbunan maksimal hanya tinggi skitar 8 meter dengan lebar maxismal 20 meter dan panjang hanya skitar 30 meter, kira-kira hanya menghabiskan 4200 –  5000 m3 timbunan dan bila harga satuan timbunan sekitar 400 ribu, maka diperlukan dana skitar 2 Milyar untuk mencegah terjadi kembali longsoran.” Jelas Adit.

Menurutnya, kegagalan bangunan pada oprit jembatan kali Oba 2 merupakan peristiwa kegagalan geoteknik bukan karena faktor alam.

Bila tidak salah seingat saya jembatan ini bepondasi tiang pancang beton, gerusan pada depan abutmen/fondasi jadi pemicu utamanya dan tidak ditangani dengan sigap oleh dinas PUPR Provinsi kususnya bidang Binamarga.”

Sangat ironis karena posisi jembatan kali Oba 2 berada pada ibukota Provinsi di Sofifi, ini menunjukan ketidak pekaan kepada kondisi jembatan tersebut, apabila dalam DPA dinas PUPR Provinsi Maluku Utara ada dana survey dan monitoring sudah pasti ada yang janggal dari peristiwa longsornya/kegagalan bangunan di jembatan kali Oba 2. Jangan lantas semuanya kita menyalahkan kondisi alam, kegagalan bangunan pasti sebelumnya sudah pastinya menunjukan tanda-tanda di awal. Lanjutnya.

Menurut pengamatan saya di lapangan amblasnya / longsornya oprit jembatan kali Oba 2 murni karena gerusan di depan abutmen/pondasi jembatan yang mengakibatkan adanya ruang kosong di bawah pondasi jembatan yang akibatnya terisi air dan memicu longsoran kecil di daerah belakang abutmen di bawah plat injak, sehingga ketika hujan besar permukaan air naik dan arah aliran yang deras membawa partikel-partikel tanah  yang melewati bawah dan belakang abutmen hanyut bersama air tersebut, lamabat laun terjadi kekosongan yang mengakibatkan longsornya daerah oprit jembatan.” Terang Adit.

Selain itu ketika tahap perbaikan dilakukan sebaiknya timbunan di lapisi dengan geotekstil nonwofen sehingga partikel halus tidak lagi hanyut terbawa air. Dan untuk penanganan penyebap longsoran atau gerusan di depan abutmen mungkin bisa dibuatkan penahan erosi dari beton atau pasangan batu, bisa juga bronjong, apabila Kadis meyakini ada kerusakan pada pondasi jembatan pastinya sudah terdapat penurunan pondasi dan hal ini bisa terlihat pada sambungan antara pondasi dan lantai jembatan, dan  harus di lakukan pengujian mengenai data tanah dan daya dukung pondasi jembatan.” Sebut alumnus Teknik Unkhair Ternate.

Saya berharap dinas PUPR mampu melihat akan masalah kegagalan pada jembatan tersebut, karena keterangan kadis terkesan rancuh dan mengada ngada. Selain itu, saya berharap DPRD Provinsi Harus Membentuk tim Ahli untuk lakukan peninjauan karena berhubungan dengan penggunaan keuangan daerah, karena hemat saya Ini murni kegagalan bangunan bukan faktor alam. Tutupnya. (Red)

Editor: AbangKhaM|Malutcenter.com

Silahkan Berbagi: