Kolaborasi Unkhair dan Universitas Pasifik Morotai Hadirkan Aplikasi Pendataan Disabilitas dan Internet Satelit untuk Komunitas Perempuan di Morotai
Kolaborasi antara Universitas Khairun (Unkhair) Ternate dan Universitas Pasifik Morotai (UPM) melahirkan inovasi teknologi berupa Aplikasi Pendataan Disabilitas berbasis web yang diperuntukkan bagi komunitas Sekolah Perempuan (SP) Sambe) di Desa Tiley Pantai, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Morotai.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia.
Tim pelaksana yang diketuai oleh Imam Hizbullah, S.T., M.Eng. dari Universitas Khairun, beranggotakan Muhammad Natsir Rahman, S.T., M.T. (Unkhair) dan Rauman Mahmud, S.Pd., M.Pd. dari Universitas Pasifik Morotai. Kolaborasi dua perguruan tinggi ini memperkuat sinergi dalam penerapan teknologi tepat guna di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Aplikasi pendataan yang dikembangkan berbasis web menggunakan framework Laravel, memungkinkan pengelolaan data penyandang disabilitas secara real-time dan kolaboratif. Dengan aplikasi ini, komunitas SP Sambe dapat memperbarui dan mempublikasikan data dari berbagai perangkat, baik komputer maupun ponsel, tanpa memerlukan instalasi khusus.
Selain pengembangan aplikasi, tim juga menghadirkan akses internet berbasis satelit Starlink sebagai solusi atas keterbatasan jaringan di wilayah Morotai. Dengan adanya layanan internet ini, komunitas SP Sambe kini dapat mengakses aplikasi secara daring, melakukan input data, serta memperkuat komunikasi antaranggota dan dengan pihak eksternal.
Program ini juga melibatkan pelatihan dan pendampingan bagi anggota komunitas agar mampu memanfaatkan aplikasi serta mengembangkan kemampuan literasi digital. Dalam pelatihan yang digelar, tim dosen dari Unkhair dan UPM memberikan pembekalan teknis mengenai cara menggunakan aplikasi, menjaga validitas data, hingga mengelola kegiatan organisasi secara digital.
Menurut Imam Hizbullah, sinergi antara dua perguruan tinggi ini merupakan bentuk nyata komitmen akademisi untuk membawa teknologi ke masyarakat.
“Kami ingin perempuan Morotai menjadi pelopor inklusivitas digital. Melalui kolaborasi ini, kami menghadirkan solusi teknologi yang tidak hanya membantu pendataan disabilitas, tetapi juga memperkuat kapasitas komunitas perempuan agar mandiri dan melek digital,” ujarnya.
Sementara itu, Rauman Mahmud dari Universitas Pasifik Morotai menambahkan bahwa kerja sama ini menjadi langkah awal bagi kampus di daerah untuk berkontribusi langsung terhadap masyarakatnya.
“Dengan dukungan DRTPM Kemendiktisaintek, kami ingin memastikan bahwa perguruan tinggi setempat seperti Universitas Pasifik Morotai (UNIPAS) juga menjadi bagian dari perubahan sosial dan digital di Maluku Utara,” katanya.
Dari sisi manajemen, penerapan aplikasi dan koneksi satelit ini membantu SP Sambe mengelola data penyandang disabilitas dengan lebih cepat, akurat, dan transparan. Sedangkan dari sisi sosial, proyek ini mendorong keterlibatan aktif perempuan dalam kegiatan berbasis teknologi serta memperkuat kesadaran masyarakat terhadap isu kesetaraan dan inklusi sosial.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bagaimana dukungan pendanaan dari DRTPM Kemendiktisaintek mampu mendorong kolaborasi lintas kampus untuk menghasilkan inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat. Melalui kerja sama lintas kampus dan dukungan pemerintah, Universitas Khairun dan Universitas Pasifik Morotai berkomitmen untuk terus memperkuat pemberdayaan masyarakat melalui inovasi teknologi dan pembangunan inklusif di wilayah kepulauan seperti Pulau Morotai.(*)
