Opini

UMKM dan Masa Depan Ekonomi Indonesia

Oleh : Sofyan Mu Sangaji – (Ketua BPD HIPMI Maluku Utara)

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Mereka merupakan tulang punggung ekonomi yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masa depan UMKM di Indonesia sangat menjanjikan, terutama dengan adanya berbagai upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan UMKM.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yakni memberikan akses yang lebih mudah terhadap pembiayaan dan pelatihan bagi pelaku UMKM. Selain itu, kemajuan teknologi juga menjadi faktor penting dalam masa depan UMKM di Indonesia. Pelaku UMKM dapat memanfaatkan platform online untuk memasarkan produk mereka secara lebih luas, sehingga dapat meningkatkan penjualan dan mendapatkan lebih banyak pelanggan. Dengan demikian, UMKM di Indonesia memiliki prospek yang cerah dan akan terus berkembang dalam menyokong pertumbuhan ekonomi di negara ini.

Presiden Ir.Joko Widodo dalam acara Rakernas HIPMI di Tangerang, Kamis (31/8) secara jelas telah menyampaikan keberpihakannya dalam pengembangan UMKM. Salah satu poin yang menjadi titik perhatian yaitu Pemerintah hendak melakukan trobosan kebijakan dengan memberikan akses modal kepada pelaku UMKM tanpa harus memiliki agunan. Sikap Presiden Jokowi ini merupakan sebuah kabar gembira bagi UMKM di Indonesia. Karena dapat merangsang pertumbuhan dan memperkuat pengembangan di masa depan.

Masalah klasik terkait dengan permodalan yang selama ini menjadi momok bagi UMKM dapat terselesaikan. Namun pernyataan Presiden Jokowi harus mampu ditafsirkan oleh institusi terkait. Kementerian, OJK, dan Bank Indonesia sebagai instusi dalam pengelolaan keuangan harus menjemput bola dan mengkaji semua aspek yang terkait dengan upaya pemerintah dalam memberikan akses permodalan bagi UMKM tanpa agunan. Sehingga tidak terjadi berbagai persoalan di kemudian hari setelah kebijakan ini diimplementasikan.

Dalam sejarahnya, UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar di Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis 1999. Tidak hanya itu, UMKM menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. UMKM di Indonesia merupakan sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional (Singih, 2006).

Jumlah UMKM setelah krisis ekonomi terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini membuktikan bahwa UMKM mampu bertahan di tengah krisis ekonomi. UMKM juga terbukti menyerap tenaga kerja yang lebih besar dalam perekonomian nasional. Dengan banyaknya pekerja yang terserap, sektor UMKM mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan demikian UMKM dianggap memiliki peran strategis dalam mengurangi pengangguran dan kemiskinan (Sarfiah, Atmaja, & Verawati, 2019).

Sektor UMKM di Indonesia kembali diperhadapkan dengan masalah serius pada masa pandemi Covid-19. Banyak UMKM yang terpaksa gulung tikar. Bahkan Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Ikhsan Ingratubun mengatakan, selama tahun 2020 ada sekitar 30 juta UMKM yang bangkrut karena Covid-19. Pada tahun 2019 jumlah UMKM di Indonesia ada sebanyak 64,7 juta. Setelah terjadi pandemi Covid-19 jumlah UMKM di Indonesia menjadi 34 juta di 2020 (https://www.cnbcindonesia.com, 2021). Hal ini menunjukkan adanya penurunan signifikan dalam jumlah UMKM di Indonesia. Dalam merespon kondisi darurat ini, maka terdapat beberapa skema perlindungan UMKM yang di lakukan pemerintah yaitu :

(a) pemberian bantuan sosial kepada pelaku UMKM miskin dan rentan;

(b) intensif pajak bagi UMKM;

(c) relaksasi dan restrukturisasi kredit bagi UMKM;

(d) Perluasan Pembiayaan Model Kerja UMKM;

(e) Penyediaan Penyangga Produk (Anggraeni, Ningtiyas, & Nurdiyah, 2021).

Kini sektor UMKM secara perlahan mulai bangkit namun mereka masih menghadapi berbagai kendala dalam menjalankan bisnisnya.

Kendala UMKM

Kendala utama yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia adalah akses terbatas terhadap modal dan pembiayaan. Banyak UMKM menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya. Infrastruktur yang kurang memadai juga menjadi kendala, terutama di daerah pedesaan. Keterbatasan akses internet dan listrik yang tidak stabil dapat menghambat penggunaan teknologi dan platform online untuk memasarkan produk. Selain itu, UMKM juga sering menghadapi tantangan dalam hal pemasaran dan promosi. Banyak UMKM tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memasarkan produk mereka secara efektif. Kurangnya pemahaman tentang strategi pemasaran digital juga menjadi hambatan bagi UMKM dalam mencapai pasar yang lebih luas. Selain kendala-kendala tersebut, UMKM juga sering mengalami kesulitan dalam mencari tenaga kerja yang berkualitas. Hal ini dapat menjadi hambatan dalam mengembangkan bisnis mereka karena UMKM membutuhkan tenaga kerja yang kompeten dan memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang yang dibutuhkan.

Di sisi lain, UMKM juga seringkali tidak mampu membayar gaji yang tinggi, sehingga sulit untuk menarik tenaga kerja yang berkualitas. Akibatnya, UMKM sering kali harus mengandalkan tenaga kerja yang kurang berkualitas, yang dapat mempengaruhi kualitas produk dan layanan yang mereka tawarkan. Oleh karena itu, UMKM perlu mencari solusi kreatif untuk mengatasi masalah ini, seperti memberikan pelatihan dan pendidikan kepada karyawan yang ada agar mereka dapat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan mereka. Pelaku UMKM juga dapat menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan atau institusi yang menyediakan tenaga kerja magang atau praktik kerja. Dengan cara ini, UMKM dapat mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas tanpa harus membayar gaji yang tinggi. Integrasi Teknologi Pada aspek yang lain, UMKM juga dapat memanfaatkan teknologi dan sistem pemesanan online untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis mereka. Dengan memanfaatkan teknologi dan sistem pemesanan online, UMKM dapat mengotomatiskan proses pemesanan dan mengurangi kesalahan manusia dalam pengelolaan inventaris dan pengiriman produk. Hal ini akan membantu UMKM menghemat waktu dan biaya operasional, serta meningkatkan kepuasan pelanggan dengan layanan yang lebih cepat dan akurat. Pada fase ini akan membuat UMKM mampu mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja, UMKM juga dapat mengurangi risiko terjadinya konflik atau masalah manajemen yang berkaitan dengan karyawan. Dengan sistem pemesanan online, UMKM dapat menghindari kesalahan komunikasi antara karyawan dan pelanggan yang mungkin terjadi saat memesan produk. Pelaku UMKM juga dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan jelas kepada pelanggan tentang ketersediaan produk, harga, dan estimasi waktu pengiriman. Dengan demikian, UMKM dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dan membangun hubungan yang lebih baik dengan mereka.

Memperkuat UMKM untuk Fondasi Ekonomi Indonesia

UMKM yang ada di Indonesia, sebagian besar merupakan kegiatan usaha rumah tangga yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, di Indonesia pada tahun 2019, terdapat 65,4 juta UMKM. Dengan jumlah unit usaha yang sampai 65,4 juta dapat menyerap tenaga kerja 123,3 ribu tenaga kerja. Ini membuktikan bahwa dampak dan kontribusi dari UMKM yang sangat besar terhadap pengurangan tingkat pengangguran di Indonesia. Dengan semakin banyaknya keterlibatan tenaga kerja pada UMKM itu akan membantu mengurangi jumlah pengangguran di negara ini.

Saat ini, UMKM sedang dalam tren yang positif dengan jumlahnya yang terus bertambah setiap tahunnya. Sehingga dapat berkontribusi pada perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi UMKM terhadap PDB Nasional sebesar 60,5%. Maka sektor UMKM yang ada di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan hingga dapat berkontribusi lebih besar lagi bagi perekonomian (https://djpb.kemenkeu.go.id, 2023).

Jika melihat data dan kontribusi sektor UMKM pada struktur ekonomi Indonesia, maka UMKM masih akan menjadi basis yang kuat untuk menopang perekonomian Indonesia di masa depan. Maka perlu dilakukan beberapa upaya untuk memperkuat sektor UMKM :

Pertama, mempermudah akses permodalan bagi UMKM. Pemerintah harus menyusun kembali regulasi yang mempermudah syarat bagi UMKM dalam mendapatkan modal untuk memulai dan mengembangkan bisnisnya. Selain itu, para pelaku UMKM juga harus memperhatikan beberapa aspek dalam mengakses permodalan di institusi perbankan. Misalnya mempersiapkan dokumen dan data yang lengkap, seperti laporan keuangan, rencana bisnis, dan informasi mengenai bisnis yang sedang dijalankan. Ditambah dengan pelaku UMKM harus memiliki rekam jejak yang baik dalam pengelolaan keuangan dan pembayaran utang juga menjadi faktor yang akan mempengaruhi keputusan bank dalam memberikan pinjaman.

Kedua, untuk mengembangkan produk dan kualitas UMKM, maka pemerintah dapat memfasilitasi pelatihan manajemen bisnis, yang meliputi pengetahuan tentang perencanaan strategis, pengelolaan keuangan, dan pengembangan merek. Pelatihan ini akan membantu pelaku UMKM untuk memahami bagaimana mengelola bisnis mereka dengan lebih efektif dan efisien, serta meningkatkan kemampuan mereka dalam mengembangkan produk yang berkualitas.

Ketiga, pemerintah perlu melakukan pelatihan tentang teknik pemasaran secara berkelanjutan untuk membantu UMKM dalam memperluas jangkauan pasar mereka dan meningkatkan penjualan. Pelatihan pemasaran produk merupakan langkah yang penting dalam meningkatkan penjualan dan keberhasilan suatu bisnis. Dalam dunia bisnis yang kompetitif saat ini, UMKM perlu memiliki strategi pemasaran yang efektif untuk menarik pelanggan dan memperluas pangsa pasar. Pelatihan ini dapat membantu para pelaku UMKM memahami konsep dasar pemasaran, mengidentifikasi target pasar yang tepat, serta mengembangkan strategi pemasaran yang sesuai dengan produk atau layanan yang ditawarkan. Selain itu, pelatihan ini juga dapat membantu para pelaku UMKM dalam memanfaatkan media sosial dan teknologi digital sebagai alat pemasaran yang efektif. Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan pemasaran yang baik, pelaku UMKM dapat menjadi lebih kompetitif dan berhasil dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.

Dengan mengikuti berbagai pelatihan ini, pelaku UMKM dapat meningkatkan kompetensi dan membuat bisnis mereka lebih kompetitif di pasar yang semakin ketat. Sehingga posisi sektor UMKM di masa depan masih sangat vital untuk menopang perekonomian Indonesia.

Silahkan Berbagi: