Opini

Masa Depan Maluku Utara : 93,76% Pengguna Internet Akan Apatis

Oleh : Mohammad Taufik, S.Kom.,M.Sc

“22 tahun akan datang masyarakat Maluku Utara akan mencapai 93.76% pengguna teknologi informasi dan internet yang berdampak pelemahan terhadap jati diri individual dari masyarakat.

——-
Melihat kondisi Provinsi Maluku Utara saat ini, masyarakat sudah melek dengan teknologi dan mengetahui cara menggunakannya. Berdasarkan badan pusat statistic, Provinsi Maluku Utara tercatat pada tahun 2019, hampir 30% menggunakan internet secara pribadi. Tentunya jumlah presentasi itu akan bertambah terus setiap tahunnya, dan saat ini tahun 2023 angka persenan tersebut semakin meningkat. Di samping itu, seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, kita semua selalu disuguhkan setiap tahunnya dengan berbagai inovasi teknologi terbaru. Semakin hari semakin menjamur pula hasil inovasi dan layanan yang luar biasa mengagumkan dalam bidang teknologi. Bahkan terkadang belum hilang euforia masyarakat terhadap sebuah teknologi sebelumnya, sudah pula muncul teknologi terbaru lainnya.

Hasil penemuan teknologi tersebut tentunya akan memberikan dampak positif terhadap kehidupan manusia. Sadar atau tidak, perkembangan teknologi telah mengubah banyak aspek dalam kehidupan kita. Misalnya Telepon, zaman dahulu orang membutuhkan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan untuk dapat mengabarkan sebuah pesan. Sekarang tinggal pencet, kita bisa bicara dengan orang dari berbagai negara. Hanya dengan bermodalkan alat di genggaman seperti Laptop, Smartphone atau IPhone, serta ditambah inovasi aplikasi sosial media seperti gmail, facebook, Instagram. Bukan itu saja, aplikasi seperti penjualan online, game online dan masih banyak lagi yang dapat mempermudah masyarakat.

Hal ini yang membuat setiap negara berbondong bondong menciptakan inovasi teknologi terbaru untuk kemajuan negaranya. Seperti contoh Indonesia yang belum lama ini meluncurkan satelit sendiri yang bernama SATRIA-1. Pusat peluncuran satelit ini langsung dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Satelit SATRIA-1 digunakan Pemerintah Indonesia untuk memperkuat jaringan internet dan layanan digital di 150 ribu titik terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Kehadiran SATRIA-1 dapat mendukung kegiatan sekolah dan pesantren, percepatan layanan publik di kantor pemerintahan daerah, data puskesmas dan rumah sakit daerah, serta membantu pengawasan wilayah oleh TNI dan Polri.

Kominfo-BAKTI membangun 11 stasiun bumi (gateway) di Cikarang (Jawa Barat), Batam (Kepulauan Riau), Manado (Sulawesi Utara), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Tarakan (Kalimantan Utara), Pontianak (Kalimantan Barat), Kupang (Nusa Tenggara Timur), Ambon (Maluku), Manokwari (Papua Barat), Jayapura (Papua), dan Timika (Papua Tengah). Stasiun yang berada di Ambon (Maluku), jangakuannya bisa sampai ke Maluku Utara dengan kecepatan yang sama yakni 4Mbps. Kecepatan ini bisa di tingkatkan lagi kapan saja sesuai dengan kebijakan Kominfo.

Angka 4Mbps tersebut adalah, jika masyrakat adalah pengguna aplikasi video streaming seperti netflix yang menginginkan kualitas HD (Hi-Definition), tentunya akan sedikit lebih lambat koneksi internetnya. Namun jika memilih non-HD, masyarakat bisa mencapai dengan koneksi 4 Mbps atau dibawahnya. Tentunya jika masyarakat menggunakan internet untuk mencari informasi, mendowload lagu, jurnal atau file kantoran dan juga menonton youtube, hal ini akan bisa di akses dengan kecepatan 4Mbps dengan cepat.

Dengan adanya satelit ini, tentunya semua masyarakat yang ada di daerah 3T akan dipermudah untuk mendapatkan informasi dan layanan internet yang ada salah satunya adalah provinsi Maluku Utara. Saat ini jumlah penduduk di provinsi Maluku Utara berkisar 1.3 juta berdasarkan pusat statistik, jika presentasi dari pengguna internet tahun 2019 hingga 2022 sebesar 30% dari 1.3juta, itu artinya pengguna internet aktif sekitar 390.000 orang di Provinsi Maluku Utara.

Hal ini akan diprediksikan dalam 2 dekade akan datang, pengguna internet akan terus bertambah hingga meningkat 3 kali lipat menurut analisa saya. Kenapa demikian? Tentunya masyarakat kita akan telah memahami penggunaan dari teknologi dan akan terbiasa dengan mengakses fitur yang ada di Smartphone, IPhone atau komputer dan laptop mereka sendiri. Ketika hal ini terjadi secara berkala, tentu saja mereka membutuhkan internet untuk mendapatkan informasi, atau bisa saja memanfaatkan internet dalam jual beli online dan mendapatkan fitur-fitur terbaru di masa yang akan datang dengan beberapa inovasi pendukung terbaru seperti Artificial Intelligence (Kecerdasan buatan), yang mana membantu memudahkan manusia dalam hal teknologi dan informasi. Aspek inilah yang menjadi acuan pengguna internet masyrakat akan bertambah dan melecit fantastis.

Teknologi informasi dan internet ini sangat membantu dan menjangkau masyrakat di pedalaman Maluku Utara. Sumber daya ini sangat menunjang kebutuhan masyarakat yang membutuhkan percepatan informasi. Namun, Penggunaan teknologi dan internet selain berdampak baik, ada beberapa dampak yang menurut studi dapat menghasilkan stres dan kecemasan yang dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi salah satunya adalah media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan penurunan kepercayaan diri yang mana adalah mentalitas, argumentasi dan berpikir kritis.

Masyrakat Maluku Utara, jika mengacu dalam sejarah melawan penjajah, mempunyai mentalitas untuk mengusir penjajah pada beberapa abad terhadulu, bukan hanya secara fisik tetapi selalu lantang memberikan kritik dan argumentatif. Oleh sebab itu, para penjajah ciut dengan kekuatan yang dimiliki masyarakat tanah Moluku Kie Raha. Hanya saja, dimasa akan datang penduduk setempat akan terlihat sangat apatis dengan kondisi sekitar, karena jati diri dan keberanian tersebut mulai memudar secara perlahan dengan teknologi informasi yang mana dalam pengaruh sosial media. Masyarakat cenderung menghabiskan waktu berjam-jam dengan rebahan dan bermalas-malasan sambil mengakses sosial media.

Ada kemungkinan dampak baik pada sosial media, faktanya yang terjadi karena kekurangan bekal pendidikan yang baik dan iman yang lemah membuat isi dari media sosial masyarakat berdampak kurang baik secara mental kesehatan. Seperti beberapa contoh ; obsesi media sosial yang mana selalu melihat profil orang lain tanpa tujuan dan dilakukan secara intens dan ketika adzan berkumandang masih meneruskan kegiatan tersebut sampai melewatkan beberapa kewajiban sebagai umat beragama; sering juga membandingkan kehidupan kita dengan orang lain di media sosial menyebabkan perasaan tidak mampu dan cemas; selalu mengisolasikan diri sendiri sepanjang hari karena terpaku pada layar sepanjang hari; menonton video di sosial media yang isinya kritik dari oknum ke pemerintah berujung dipenjarakan; kontak yang konstan dengan orang lain lawan jenis yang bisa membuat perselingkuhan; reaksi yang tidak terduga, seperti contoh komunikasi yang bisa salah artikan atau disalahpahami sehingga berujung jeruji besi atau kematian dan melanggar UU ITE.

Faktor-faktor tersebut yang sangat mempengaruhi mentalitas, argumentasi, critical thinking dan iman terhadap masyarakat.

Adapun peristiwa yang terjadi akan di prediksikan tetap akan berulang dikemudian hari jika masyarakat Maluku Utara cerdas dalam menggunakan teknologi dan internet untuk membangun aspek yang lebih positif. Jika tidak maka Pengguna internet aktif di provinsi Maluku Utara dan pemahaman menggunakan teknologi informasi akan meningkat drastis menjadi 93.76% dalam 22 tahun akan datang, namun melemah dalam mentalitas, argumentasi, critical thinking dan iman terhadap masyarakat.

Silahkan Berbagi: