Inspirasi

Alhasby Marengke Perawat dan Anak Muda Yang Memilih Menjadi Pengusaha Tani

Oleh: Randi Ishab

Sebagian orang menganggap bertani hanyalah sekadar hobi atau kegemaran seseorang dalam mengisi waktu tatkala liburan bagi orang kantoran, kesenangan, dan bagian dari olahraga. Tentu, tidak bagi mereka yang sudah meluangkan waktu, tenaga dan materi untuk selalu menanam. Aktivitas bertani seperti halnya menanam, kini menjadi pilihan bagi sebagian kalangan muda tertentu.

Alhasby Marengke atau biasa disapa Al misalnya, salah satu anak muda yang mulai bergelut dengan dunia pertanian di satu tahun belakangan, pada tahun 2022 awal. Alhasby dengan profesinya sebagai perawat tidak menyulutkan niatnya untuk terus berkembang di sektor pertanian. Walau hanya sekadar hobi sebelumnya, Alhasby bercerita. Perlahan merubah pandangannya bahwa ternyata aktivitas bertani selain menjadi sarana pengenalan investasi diri juga bisa menjadi peluang usaha untuk dikembangkan.

Laki-laki yang biasa di sapa Al itu, betah dan bertahan sampai hampir dua tahun menjalankan aktivitasnya dengan bercocok tanam. Mulanya, Al hanya mencoba menanam satu jenis tanaman yakni tomat dan sekarang sudah bertambah beberapa jenis sayuran.

Alhasby pernah bekerja di salah satu rumah sakit di Kota Ternate setelah ia lulus kuliah Diploma III di Poltekes Ternate, pada tahun 2013. Selama dua tahun beliau mengabdikan diri di rumah sakit, beliau kemudian menyimpan niat untuk melanjutkan kuliah S1.

Dia pun akhirnya bertandang dari Ternate untuk melanjutkan kuliah di salah satu kota di daratan Sulawesi Selatan. Selama menjalani perkuliahan, banyak hal yang dilaluinya di kota Karaeng. Tentu hal-hal yang belum pernah dilakukan Al selama tinggal di kampung halaman.

Al kemudian mananggalkan kelulusan S1 pada tahun 2018. Dia balik ke Ternate, dan akhirnya diterima kerja oleh salah satu perusahan BUMN dengan lokasi kerjanya di Halmahera Timur.

Awal tahun 2020 Al memilih resign agar bisa menemani sang pujaan hati yang lagi mengandung anak pertama. Untuk mengisi waktu luang, Al mencoba bertani di kampung halamannya, sembari menunggu panggilan kerja di salah satu perusahaan BUMN yang berlokasi di Jakarta Barat. Tak lama kemudian, dipertengahan tahun 2020, dia menerima konfirmasi tanggal keberangkatan dari perusahaan di Jakarta. Walau begitu Al tetap bernegosiasi masalah pekerjaan yang diterimanya bersama istri, Al harus terbang ke Ibu Kota atas kesepakatannya dengan istri.

Di kota metropolitan itu, Al harus menjalani hidup dengan waktu yang ia rasa relatif singkat untuk istirahat. Berbeda menurutnya dengan kehidupan yang ada di Indonesia Timur, kampung halamannya.

Banyak pertimbangan Al saat mengemban tugas dalam pekerjaan yang diterimanya. Masalahnya bukan pada pekerjaan yang diemban, tetapi perasaan tidak nyamannya berada di Ibukota.

Dia melihat banyak perbedaan yang barangkali miris tidak terbayangkan pernah ada dalam hidupnya. Disisi lain, istrinya yang sedang hamil dan pasti membutuhkan dia tetap di sisinya.

“Mimpi adalah pilihan tetapi keluarga adalah keharusan,” tuturnya.

Dan masih banyak pertimbangan lainnya, yang memutuskan ia harus kembali berlayar pulang. Tentu karena kondisi umur kandungan istrinya yang sudah tidak lama lagi masuk waktu lahiran sehingga perlu kasih dan perhatian yang lebih. Sehingga Al memutuskan kembali ke kampung halamannya, dan menikmati waktu bersama merawat istrinya yang tinggal beberapa bulan lagi lahiran sembari melanjutkan aktivitasnya bertani.

Tak terasa waktu yang dinanti itu tiba, tepat tanggal 19 November 2020, lahirnya si buah hati yang diberi nama Khansa Umaimah Marengke. Selang beberapa bulan Al menerima tawaran kerja di salah satu perusahaan tambang emas yang berlokasi di Halmahera Utara.

Roster 4 minggu kerja 2 minggu cuti yang membuatnya masih punya waktu yang cukup menemani istri dan anaknya.
Dua tahun berlalu, pada pertengahan tahun 2022 Al memilih fokus menggeluti sektor pertanian. Disana mulanya Al belajar menggarap lahan dan mencoba menanam.

Singkat cerita, pengalaman yang didapatnya selama membenih tanaman di kampung halamannya. Kemudian, membawa ia terus cinta terhadap pekerjaan yang satu ini. Al akhirnya balik ke Ternate dan memilih bekerja sebagai petani adalah sumber kehidupannya. Hingga kini usahanya dalam dunia pertanian sudah dapat ia petik hasilnya.

Laki-laki yang biasa disapa Al ini kemudian menggarap lahan di salah satu kelurahan di Kota Ternate, Gambesi, Ternate Selatan. Menurut Al Lahan yang ia garap berukuran lebar 22, panjang 50 hingga total luas lahan adalah 50 kali 22 dan dipakai untuk menanam berbagai macam jenis tanaman.

Di antaranya, sayur pakcoy (jenis sayuran sawi), causim/causin, bayam, kangkung cabut, selada dan tomat. Pasaran yang diperoleh Al melalui beberapa orang kenalannya yang sama membangun usaha, baik rumah makan, pasar tradisional dan lain-lain.

Alhasby sudah memanen beberapa jenis tanamannya, seperti sawi (pakcoy dan causim), kangkung cabut, bayam, selada dan tomat. Hasil yang paling banyak Al peroleh dari hasil bertani ialah tanaman tomat. Sementara, pakcoy, causim, bayam, selada dan kangkung cabut menjadi penghasilan mingguan. Walaupun begitu, beberapa jenis sayuran ini sangat cepat mendapat perhatian pelanggan.

Dari modal utamanya sekira 10 jutaan lebih, mampu ia tutupi dengan hasil panen sayur kisarannya mencapai 8-10 juta perbulan. Belum lagi tanaman hortikultura seperti tomat.

Sekarang Al sudah melakukan penambahan luasan lahan pertanian untuk dikembangkan, dan tanaman rica nona menjadi proyeksi di lahan yang baru ia garap. Dengan jumlah tanaman 2500 lebih.

“Di lahan yang baru ini saya bersama 6 orang teman dengan misi menjadikan petani unggul, keren dan mempunyai daya saing,” ucap Alhasby saat ditemui pada lokasi ia berkebun.

“Saya juga tergabung dalam program Petani Unggulan Bank Indonesia (PUBI). Oleh karena itu, ini merupakan sebuah pencapaian atau bukti bahwa jalan menuju suksesnya satu persatu mulai terbuka,” Tambahnya.

Hingga sampai detik ini, Al masih menaruh harapan pada dunia pertanian dan berharap kegigihan dapat menjadikannya sebagai pengusaha tani yang sukses. Walaupun beberapa tawaran pekerjaan belakangan ia dapatkan, tetapi ia tetap memilih bertani sebagai pilihan.

Silahkan Berbagi:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *