L-DAS Ingatkan Ancaman Bom Ikan, Pariwisata Gura Ici Butuh Penyelamatan!
Ternate – Direktur Lembaga Danau Air Sungai (L-DAS) dan Ikan Endemik, Julvan Roman B. Kadir, menekankan pentingnya menjaga ekosistem laut yang ramah lingkungan di Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kepulauan Gura Ici. Upaya ini dinilai krusial guna mendukung perkembangan pariwisata berkelanjutan di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan Julvan kepada Malutcenter.com, Minggu (7/9/2025), usai pihaknya melakukan observasi di KKP Kepulauan Gura Ici pada 1–6 September 2025.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui titik-titik kawasan konservasi yang masih ada aktivitas penangkapan tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan jaring raksasa dan praktik pengeboman ikan,” ujarnya.
Baca Juga: Wabup Halut Pastikan RS Mer-C Muhammadiyah di Galela Segera Direvitalisasi
Menurut Julvan, praktik pengeboman masih sering dilakukan sejumlah oknum di kawasan tersebut, sehingga merusak terumbu karang dan mengancam keberlangsungan biota laut.
Selain itu, L-DAS juga melakukan pendataan mengenai pengetahuan masyarakat setempat tentang KKP melalui penyebaran kuesioner. “Sebagian masyarakat sudah tahu, tetapi ada juga yang belum memahami pentingnya kawasan konservasi perairan,” katanya.
Julvan menegaskan, pelestarian laut tidak bisa dilakukan sepihak. Peran seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk menjaga dan melindungi keanekaragaman satwa laut, termasuk pari manta, penyu, dan biota lainnya yang merupakan satwa dilindungi.
Baca Juga: Gelombang Aksi: Ketika Kepercayaan Publik Runtuh di Tangan Elit Politik
“Keberadaan satwa laut ini sangat penting, sekaligus menjadi daya tarik wisata bawah laut Kepulauan Gura Ici,” tambahnya.
Terkait pengembangan pariwisata, Julvan berharap pemerintah provinsi maupun pemerintah desa memberi perhatian serius dalam membangun kembali objek wisata Gura Ici yang kini mulai tergerus.
“Gura Ici adalah primadona dengan pesona alam bawah laut dan gugusan pulau yang menawan. Perlu sinergi antara Pemprov dan pemerintah desa dalam pengelolaannya, baik dari sisi infrastruktur, akses transportasi, fasilitas, hingga atraksi wisata,” jelasnya.
Baca Juga: Wabup Halut Kukuhkan Pengurus PHBI 2025–2030, Tegaskan Peran Strategis dalam Pembangunan Daerah
Sementara itu, Ketua Bidang Pengelolaan Pesisir dan Wisata Bahari, Phita Umasugi, menambahkan bahwa pengelolaan konservasi di Kepulauan Gura Ici idealnya dilakukan dengan pola ekosistem terintegrasi berbasis ekowisata.
“Pendekatan ini menghadirkan sistem pengelolaan sumber daya alam yang memadukan aspek ekologi dan pariwisata, terutama di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang mulai terlupakan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah,” terang Phita.
Ia menyebutkan, hasil pendataan lapangan akan segera dipublikasikan, lalu dilanjutkan dengan audiensi bersama dinas terkait dan lembaga yang fokus pada isu lingkungan pesisir serta pulau kecil. (Randi)
Editor: AbangKhaM
