Kupas Kelapa Sawit, ‘PUSAKA KALAM’ Sukses Gelar ICNREC 2024
Ternate – Berdasar rilis yang diterima awak media, The 5th International Conference on Natural Resources and Environmental Conservation (ICNREC) resmi digelar pada Selasa (12/11/2024) secara hybrid di IPB International Convention Center, Bogor.
Kegiatan dengan tema “Indonesian Oil Palm Plantations: Socioeconomic Benefits, Gender Issues, and Emerging Conflicts”, menghadirkan para ahli, pembuat kebijakan, pelaku industri, dan peneliti untuk mendiskusikan tantangan serta peluang dalam industri kelapa sawit Indonesia.
Saat membuka acara, Dr. Ir. Musdhalifah Machmud, MT, sebagai anggota Tim Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, yang menyoroti pentingnya industri kelapa sawit sebagai salah satu pilar utama perekonomian Indonesia menyampaikan tentang kontribusi kelapa sawit terhadap lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat.
“Kelapa sawit tidak hanya memberikan kontribusi besar terhadap PDB dan devisa negara, tetapi juga memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, tantangan yang dihadapi, seperti konflik lahan dan ketimpangan sosial, harus segera diatasi melalui pendekatan yang berkelanjutan.” Jelasnya.
Baca Juga: Rektorat Diboikot, Ini Sejumlah Tuntutan Masa Aksi BEM FATEK UMMU Ternate
Saat bèpidato, Prof. Dr. Ir. Naresworo Nugroho, MS, Dekan Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, menekankan perlunya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan keadilan sosial. “Konferensi ini menjadi platform penting untuk mencari solusi holistik bagi tantangan multifaset di sektor kelapa sawit,” ujarnya.
Diisi oleh pembicara dari berbagai negara dengan latar belakang yang berbeda, kegiatan ini membahas berbagai tantangan dalam industri perkebunan kelapa sawit.
Dalam kesempatannya, menurut Helena Varkkey (Universiti Malaya), Indonesia dan Malaysia harus menjalin kerjasama untuk meningkatkan industri sawit yang ada, serta merespon tekanan yang datang dari Uni Eropa.
“Malaysia dan Indonesia yang awalnya berkompetisi dalam industri kelapa sawit, sudah saatnya saling kooperatif mengembangkan industri sawit,” tuturnya.