Daerah

Kelapa Malut Naik 1.300%! Mentan Amran Dorong Kebangkitan Rempah Nusantara

Ternate – Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Dr. Andi Amran Sulaiman, M.P., menyatakan komitmennya untuk mendorong Provinsi Maluku dan Maluku Utara menjadi pusat pengembangan rempah dunia.

“Maluku dan Maluku Utara ini akan kita dorong kembali kejayaan rempah-rempah seperti masa lalu. Bila perlu, kita jadikan sebagai pusat pengembangan rempah dunia,” ujar Mentan Amran dalam siaran pers Rapat Koordinasi Hilirisasi Perkebunan di Kota Ternate, Selasa (28/10/2025).

Amran juga menyampaikan kebanggaannya terhadap Provinsi Maluku Utara yang telah berhasil membangun pabrik hilirisasi kelapa.
“Produknya sudah menjadi coconut milk, menjadi susu. Ini luar biasa. Harga kelapa naik hingga 1.300 persen,” ungkapnya.

Baca Juga: Di Balik Trans Halmahera: Infrastruktur untuk Publik, atau Kepentingan Tambang Gubernur?

Meski demikian, Mentan meminta agar perusahaan-perusahaan terkait terus meningkatkan harga kelapa, karena hal tersebut akan berdampak langsung terhadap kesejahteraan petani.

“Kami bantu 10 ribu tambah 5 ribu untuk kelapa saja, total 15 ribu hektare. Itu bantuan pemerintah, mulai dari benih, pengolahan, hingga penanaman. Semua dilakukan di provinsi dan kabupaten. Kita bisa kembalikan kejayaan rempah-rempah,” jelas Amran.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp371 triliun untuk program pertanian nasional.
“Siapa bupati atau gubernur yang sungguh-sungguh serius, kami akan alokasikan bantuan itu ke daerahnya,” tegasnya.

Baca Juga: Kepemimpinan Berkelanjutan di Era Digital: Antara Nilai, Teknologi, dan Tanggung Jawab Sosial

Mentan juga membuka peluang bagi petani muda yang ingin berkiprah di dunia perkebunan.
“Tempatnya dikerjakan sendiri, kami beri benih dan bibit gratis dari pemerintah. Total lahan yang ingin kami tanami di seluruh Indonesia mencapai 870 ribu hektare dan akan menyerap sekitar 1,6 juta tenaga kerja,” paparnya.

Menurut Amran, program ini akan dilakukan secara berkelanjutan hingga Indonesia dikenal sebagai pusat pengembangan rempah dunia.

Untuk komoditas rempah, Kementerian Pertanian akan fokus pada klaster yang mampu memenuhi kapasitas pabrik, terutama pala dan kelapa.
“Cengkih tetap kita pikirkan, tetapi untuk saat ini pala sudah mampu memenuhi kapasitas pabrik. Kelapa juga sudah berdiri pabriknya, tinggal kita dorong,” tutup Amran.

Reporter: Randi
Editor: AbangKhaM

Silahkan Berbagi: