Lingkungan

Hadiri Diskusi Tematik Tentang Nasib Mangrove di Wilayah Kepulauan, Ini Data Pihak Balai DAS Ake Lamo :

Ternate, Malutcenter.com – Mangrove adalah jenis tanaman dikotil yang hidup di habitat air payau dan air laut. Mangrove merupakan tanaman hasil dari kegiatan budidaya atau diambil dari alam. Mangrove berfungsi sebagai tumbuhan yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai maupun laju air di daratan, dengan kata lain tumbuhan mangrove mampu untuk menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis pantai maupun bagian sisi daerah aliran sungai (DAS).

Kondisi hutan mangrove yang tersebar nyaris di seluruh pulau-pulau di Maluku Utara sudah banyak yang beralih fungsi. Perubahan fungsi ini terjadi karena adanya aktivitas perkebunan, tambak, reklamasi, permukiman maupun aktivitas industri tambang. Potret kondisi mangrove itu mendorong Perhimpunan Forum Studi Halmahera (FOSHAL) Maluku Utara menggelar diskusi tematik, Tentang : Nasib Mangrove di Wilayah Kepulauan. (10/09/2022)

Turut hadir dalam diskusi, Direktur FOSHAL, Dr. Azis Hasyim, Direktur ED Walhi Maluku Utara, Faisal Ratuela, Ketua KNPI Kota Ternate, Sahmar Ishak, pihak Balai DAS Ake Lamo, Muh. Arbain Mahmud dan beberapa media partner serta mahasiswa dan lembaga Society Center. Diskusi tematik yang diselenggarakan oleh FOSHAL ini adalah diskusi ke dua, lanjutan dari diskusi pertama yang diselenggarakan di Kota Tidore Kepulauan dan juga berbicara tentang kebijakan lingkungan.

Di sela-sela diskusi, Arbain menunjukan bahwa luasan hutan mangrove yang ada di Maluku Utara adalah 46.236,91 Ha, yang tersebar di sepuluh Kabupaten/Kota. Halmahera Selatan dengan luas 17.839,11 Ha, Pulau Taliabu 6.856,76 Ha, Halmahera Timur 6.635,64 Ha, Halmahera Barat 3.694,72 Ha, Halmahera Utara 3.268,90 Ha, Halmahera Tengah 2.727,75 Ha, Tidore Kepulauan 1.885,62 Ha, Pulau Morotai 1.832,82 Ha, Kepulauan Sula 1.412,11 Ha dan terkecilnya berada di Kota Ternate dengan luas 83,47 Ha. Jelas Muh. Arbain.

Menyikapi hal itu, Dr. Azis Hasyim menyatakan bahwa ada daerah yang luasan mangrovenya adalah 167.000 Ha kini telah menjadi 1.670 Ha. ‘…padahal ada kebijakan nasional yang mengatur tentang upaya pemerintah untuk luasan penanaman pengembalian ekosistem mangrove, tetapi ada daerah -daerah yang luasan mangrovenya 167.000 Ha kini menjadi 1.670 Ha,..’ Ucap Azis. Akademisi Universitas Khairun Ternate ini juga menegaskan bahwa soal ini harus direspon secara baik oleh kita, mengingat ada habitus lain yang punya kepentingan hidup secara damai dan sehat.

‘…ada habitus lain yang punya kepentingan untuk hidup dengan damai dan sehat, oleh karenanya mangrove yang identik dengan kelestarian lingkungan ini perlu dijaga bersama, karena 1 Ha mangrove dihilangkan ada potensi 500 sampai dengan 1 ton perikanan itu musnah..” Tegasnya.

Silahkan Berbagi:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *